Berdaya saing dan terampil adalah salah satu tenaga kerja yang dilahirkan dari pelatihan dan pendidikan vokasi yang relevan dan bermutu dengan tuntutan dunia industri (DUDI) yang selalu mengikuti pembaharuan teknologi dan terus berkembang. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pengangguran terbesar yaitu output SMK sebesar 9,84 persen (BPS, 2023). Hasil penelitian yang sudah dilakukan (Misbahudin & Asmaul, 2022) menunjukkan bahwa: (1) Pengangguran lulusan SMK masih relatif tinggi, (2) kurikulum di SMK yang tidak relevan dengan dunia industri, (3) perbaikan dan penyelarasan kurikulum SMK dengan model Pembelajaran teaching factory (4) efektivitas dalam penyelenggaraan pendidikan di SMK bisa terlihat dari tingkat apresiasi lulusan SMK terhadap DUDI. Berdasarkan simpulan-simpulan tersebut, disarankan: (1) penyempurnaan kurikulum SMK berdasarkan demand based (2) pembentukan Komite Vokasi Nasional, (3) SMK memiliki tim yang solid dalam menjalin kerjasama dengan dunia industri (DUDI), (4) pemutakhiran program kerjasama antara SMK dengan DU-DI, (5) penambahan guru produktif di SMK, dan (6) menciptakan program perencanaan karir secara kontinyu, baik selama proses pendidikan maupun sampai dengan waktu tertentu setelah siswa lulus.
Program link and match sangat membantu dalam menjalin kerjasama SMK dengan DUDI dengan ragam pendekatan seperti competency based training (CBT) dan strategi seperti program MoU dunia usaha dan dunia industri (DUDI), penyelarasan kurikulum, praktek kerja industri (PRAKERIN), dan uji kompetensi keahlian (UKK) sehingga link and match akan efektif dan menguntungkan kedua belah pihak (Maulina & Yoenanto, 2022). Beberapa hambatan dan tantangan yang dijumpai yaitu program kemitraan belum terlaksana secara optimal, unit kerja belum sesuai, isi nota kesepahaman (MoU) belum sepenuhnya terealisasi, bentuk kegiatan kemitraan tidak jelas, kurangnya kepedulian baik pihak SMK maupun DUDI dalam pelaksanaan program kemitraan, dan persaingan antar industri menyebabkan kurangnya kepercayaan industri untuk melibatkan siswa dalam proses produksi (Soleh, Triyanto, Parno, Suharno, & Estriyanto, 2023). Kepemimpinan kepala sekolah berperan sebagai penggerak perubahan yang mampu membangun kemitraan dengan DUDI melalui program-program sekolah berbasis indutri, sehingga mampu menyerap lulusan di berbagai perusahaan atau industri kemitraan yang telah dilaksanakan diantaranya sinkronisasi kurikulum, PKL, TEFA, UJIKOM, kelas industri, magang guru, guest teacher, BKK dan recruitment. Kesimpulan penelitian ini bahwa pengelolaan SMK dibutuhkan manajerial skill kepala sekolah dalam merespon perubahan dan perkembangan DUDI bagi kemajuan sekolah (Asri, Komariah, Meirawan, & Kurniady, 2021).
Penyelarasan antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah 04 Boyolali dengan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) adalah aspek penting dalam mempersiapkan siswa untuk memasuki pasar kerja. Beberapa langkah yang sudah dilakukan dalam program penyelarasan antara lain adalah:
1. Sinkronisasi Kurikulum
Penting bagi SMK Muhammadiyah 04 Boyolali untuk memiliki kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri. Hal ini memastikan bahwa siswa dilengkapi dengan keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan pekerjaan yang ada di dunia industri.
2. Program magang guru dan siswa
Kolaborasi antara SMK dengan perusahaan-perusahaan dapat memungkinkan guru dan siswa untuk mengikuti program magang. Ini memberikan mereka pengalaman langsung di lapangan dan pemahaman yang lebih baik tentang tuntutan pekerjaan di industri tertentu.
3. Sertifikasi Profesional
SMK Muhammadiyah 04 Boyolali bekerja sama dengan industri untuk menyediakan sertifikasi profesional kepada siswa. Ini memberikan keuntungan kompetitif kepada siswa ketika mereka mencari pekerjaan, karena mereka sudah memiliki keterampilan yang diakui secara resmi.
4. Pengembangan Keterampilan Soft Skills
Selain keterampilan teknis, SMK Muhammadiyah 04 Boyolali juga harus fokus pada pengembangan keterampilan soft skills seperti komunikasi, kepemimpinan, dan kerjasama tim. Ini adalah keterampilan yang sangat dihargai di dunia kerja dan dapat membantu siswa untuk sukses dalam karir mereka.
5. Konsultasi dengan Industri
Penting bagi SMK Muhammadiyah 04 Boyolali untuk terus berkomunikasi dengan industri untuk memahami perubahan tren dan kebutuhan pasar kerja. Ini memungkinkan SMK Muhammadiyah 04 Boyolali untuk menyesuaikan kurikulum mereka agar tetap relevan dan responsif terhadap perkembangan industri.
6. Pelatihan bagi Guru
Guru-guru di SMK Muhammadiyah 04 Boyolali juga perlu mendapatkan pelatihan dan pengembangan profesional secara berkala agar dapat mengajar materi yang sesuai dengan perkembangan terbaru di industri.
7. Jaringan dan Kemitraan
Membangun jaringan dan kemitraan antara SMK Muhammadiyah 04 Boyolali, industri, dan lembaga pendidikan tinggi dapat membantu dalam memfasilitasi kolaborasi yang lebih baik dan pertukaran sumber daya.
8. Pemantauan dan Evaluasi
Penting untuk terus memantau dan mengevaluasi efektivitas program penyelarasan antara SMK Muhammadiyah 04 Boyolali dan DUDI. Ini memastikan bahwa upaya yang dilakukan menghasilkan hasil yang diinginkan dan dapat disesuaikan jika diperlukan.
Dalam rangka untuk mencapai tujuan pendidikan nasional pada umumnya dan tujuan pendidikan di SMK Muhammadiyah 04 Boyolali pada khususnya maka program penyelarasan antara sekolah dalam hal ini konsentrasi keahlian dengan DUDI mutlak harus dilakukan dengan tujuan agar siswa menjadi kompeten, menguasai keterampilan dan teknologi sesuai dengan kebutuhan industri serta untuk mempersiapkan siswa sesuai dengan kebutuhan industri.
Penulis : Suprap, Mahasiswa Magister Pendidikan Guru VokasiUniversitas Ahmad Dahlan Jogjakarta